Teh Tambi, Primadona Wonosobo

Sedikit bergeser dari Dieng, kali ini ada cerita tentang hasil bumi dari Kabupaten Wonosobo.

Teh Tambi.

Berkunjung ke Dieng ataupun ke Wonosobo, teh ini dapat dengan mudah ditemukan. Teh Tambi diseduh hampir 90% warga Wonosobo dan Dieng. Meskipun yang diseduh adalah grad bawah, teh Tambi ini menjadi penguasa pasar mengalahkan produk-produk teh kenamaan lainnya.

Grad teratas dan menengah ke mana? Ya, tentu saja diekspor. Adapun yang dijadikan oleh-oleh, bisa didapatkan dengan harga yang tinggi. Teh ini dapat dengan mudah kamu temukan di toko oleh-oleh sekitar Dieng dan Wonosobo.

Perkebunannya terdapat di sepanjang Desa Tambi, sekitar Kawasan Dieng, sekitar Desa Kledung hingga Desa Bedakah, dan di sepanjang Desa Tanjungsari, Sapuran, Wonosobo. Bayangkan betapa luasnya kebun teh ini untuk menyuplai satu pabrik kelas internasional di Dataran Tinggi Dieng. Angka yang fantastis.

Pabriknya yang berada di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar ini termasuk yang tertua di Jawa Tengah. Didirikan tahun 1865 oleh NV John Peet dengan nama Bagelen Thee & Kina Maatschappij. Tahun 1954, kepemilikan kebun teh ini dibeli oleh NV Eks Pegawai Perkebunan Negara Sindoro Sumbing dan kepengurusannya bekerja sama dengan Pemda Wonosobo. Dari kerja sama ini, lahirlah perusahaan baru bernama NV Tambi yang kemudian berganti nama menjadi PT Tambi.

Karakter teh Tambi terkenal dengan teh hitam beraroma wangi dan rasa yang cenderung gurih tapi sedikit sepat. Karakter rasa ini memiliki peminat tinggi di luar negeri karena cocok dipadukan dengan kuliner negara barat yang cenderung manis. Negara-negara, seperti Jepang, Uni Emirat Arab, Mesir, Polandia, Rusia, Inggris, dan Jerman adalah peminat terbesarnya.

Lucunya, rasa teh seperti ini kurang cocok dengan iklim di Dieng dan Wonosobo. Maka, sebagian besar warga Dieng dan Wonosobo akan mencampur dengan gula yang cukup banyak untuk menghapus rasa sepatnya.

Warga Wonosobo dan Dieng lebih mengenal dengan sebutan teh corbang (dicor dadi abang –diseduh warnanya berubah merah). Dikemas plastik berlabel dengan ukuran 250 gram dan 500 gram, teh ini dibanderol seharga Rp7.000,00–Rp11.000,00 saja. Setiap satu sendoknya, teh ini bisa diseduh hingga maksimal tiga kali dengan warna kecokelatan yang pekat.

Acara-acara hajatan, kafe-kafe, warung di pasar hingga skala rumahan taklepas dari eksistensi teh corbang ini. Bahkan beberapa pabrik teh ternama di Indonesia juga memakai teh Tambi untuk campuran produknya. Tentu, pedagang siap meraup untung yang besar dengan harga teh tersebut. Satu kemasan saja dapat dibuat menjadi 50 hingga 100 gelas!

Teh corbang juga menjadi alternatif oleh-oleh yang bisa didapatkan di pasar. Bagi para pecinta kearifan lokal, teh Tambi harus masuk dalam lis sebagai oleh-oleh dari Wonosobo.

Lalu, apa kabar dengan perkebunan teh milik PT Tambi?

Selain untuk aktivitas produksi, perkebunan tersebut dibuka untuk wisata umum. Terdapat paket wisata yang memungkinkan pengunjung melihat secara langsung proses produksi di dalam pabrik teh Tambi. Selain itu, pengunjung juga bisa merasakan teh Tambi kualitas ekspor. Di sekitar pabrik dan kebun, terdapat banyak fasilitas pendukung wisata. Seperti warung makan, spot selfie, toilet, hingga musala. Taklupa, ada pula lahan parkir yang cukup besar untuk memuat mobil hingga bus rombongan. Perkebunan ini buka selama 24 jam dan tidak sedikit kegiatan warga desa dilakukan di lokasi ini. Jika beruntung, kamu dapat mengikuti salah satu kegiatan desa tersebut.

Penulis: Yosi Basuki

Booking on :