Ini saatnya untuk berkemas dan melepas penat di tempat yang lebih tenang. Namun, memiliki waktu yang tidak banyak kala liburan sering menjadi penghalang seseorang untuk berjalan-jalan. Padahal, di Dieng bisa, lo, menjelajahi beberapa tempat dalam satu hari.
Tempat apa saja yang bisa dikunjungi? Yuk, kita simak bersama kegiatan yang bisa dilakukan di Dieng selama satu hari.
Sumber: https://www.instagram.com/alasrebahan/
Menikmati Ketenangan di Telaga Warna
Di telaga ini, ada bentang alam yang memukau siapa pun kala berkunjung. Pada waktu tertentu, warna air dari Telaga Warna dapat berubah warna menjadi biru, hijau, kuning, atau putih.
Objek wisata ini terletak di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Dengan membayar tiket masuk seharga 22.000 rupiah untuk wisatawan lokal dan 117.000 untuk wisatawan mancanegara, Telaga Warna bisa dinikmati dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore.
Selain menikmati keindahan alam, di sekitar telaga ini ada beberapa deretan gua yang juga bisa dikunjungi, lho. Gua-gua itu di antaranya adalah Gua Pengantin, Batu Tulis, Gua Jaran, dan Gua Sumur. Berlatar jajaran gunung-gunung di sekitarnya, Telaga Warna menjadi tempat yang sayang jika dilewatkan.
Melihat Lanskap Dieng dari Batu Ratapan Angin
Batu ratapan angin merupakan jajaran tebing di dekat Telaga Warna yang menawarkan keindahan alam terbaik di Dieng. Dari puncak jajaran batuan ini, wisatawan dapat melihat lanskap Dieng dari ketinggian. Luasnya Telaga Warna dan Telaga Pengilon juga dapat dilihat dari Batu Ratapan Angin.
Menurut cerita warga sekitar, tempat ini dinamakan demikian karena letaknya di ketinggian dengan banyak celah batuan, membuat angin yang melewati celah tersebut timbul suara seperti tangisan atau ratapan.
Untuk masuk ke kawasan wisata ini, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar 10.000 rupiah. Batu Ratapan Angin buka dari jam 6 pagi hingga jam 5 sore. Tetapi, waktu terbaik berkunjung menurut warga sekitar adalah pukul 6 pagi, karena pengunjung akan disuguhi pemandangan sunrise terbaik dari tempat ini.
Mengenal Sejarah di Kompleks Candi Arjuna
Komplek candi ini adalah spot wisata favorit yang banyak dikunjungi wisatawan. Terletak di antara ladang pertanian warga, membuat jajaran candi ini terlihat mencolok dari berbagai sisi. Candi ini adalah bukti peninggalan masa Mataram Kuno yang sempat menduduki wilayah Jawa. Dari relief yang terukir di dinding candi, pengunjung dapat melihat bagaimana kehidupan orang pada masa tersebut.
Di kompleks percandian ini, ada lima bangunan candi yang bernama Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Di masing-masing candi tersebut diberi pembatas agar pengunjung tidak masuk ke dalam bangunan candinya. Ini sengaja dibuat agar bangunan candi-candi tetap terjaga keutuhannya.
Dengan membayar tiket 15.000 rupiah, pengunjung sudah dapat masuk ke kawasan candi ini dan disuguh pemandangan lanskap Dieng yang mengitarinya. Kompleks Candi Arjuna buka dari pukul 07:30 sampai dengan 17:00 WIB.
Menelusuri Puing candi di Museum Kailasa
Setelah puas melihat bangunan candi di Kompleks Candi Arjuna, akan lebih seru lagi jika berkunjung ke Museum Kailasa. Di Museum Kailasa, pengunjung dapat melihat berbagai macam puing candi yang ditemukan di Dieng. Di masing-masing artefak, terdapat penjelasan dan barcode yang bisa dipindai, lho.
Kawasan museum ini terletak di kaki bukit yang membuat lanskap bangunannya bertingkat mengikuti kontur tanahnya. Berada tepat bersebelahan dengan Kompleks Candi Arjuna, pengunjung tidak akan sulit menemukan lokasinya. Museum ini terbagi menjadi dua gedung yang keduanya sayang untuk dilewatkan. Di gedung pertama, pengunjung bisa melihat beberapa artefak candi dan beberapa arca yang disimpan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Tengah dengan penjelasannya. Lalu, di gedung kedua, pengunjung dapat melihat arca lainnya dan proses pembentukan kawasan vulkanik di Dieng.
Semua atraksi tersebut dapat dinikmati dengan membayar tiket sebesar 5.000 rupiah dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Meskipun dapat berubah sewaktu-waktu, harga tiket masuk Museum Kailasa tetap terjangkau.
Menjauhi Hiruk Pikuk di Sabana Pangonan
Berkunjung ke Dieng itu tujuannya untuk relaksasi. Tempat yang cocok adalah ke Sabana Pangonan! Di sini, pengunjung bisa menikmati ketenangan di sebuah padang rumput luas di tengah-tengah bukit.
Sesuai namanya yang dalam bahasa Jawa diambil dari kata angon, berarti beternak, kawasan ini sempat menjadi lahan beternak pada abad ke-19. Kala itu, kawasan ini masih banyak dihuni hewan liar seperti kuda, kijang, dan beberapa unggas hutan. Meski begitu, hingga saat ini masih ada sedikit hewan liar yang ada di padang rumput ini. Di beberapa titik puncak bukit dekat padang rumput ini masih ada sarang babi hutan. Jika beruntung, kala musim penghujan, ada danau yang terbentuk di salah satu titik padang rumput ini dan pengunjung bisa menyaksikan burung belibis mandi di danau tersebut, lho!
Meskipun masih ada hewan liar, tempat ini aman dikunjungi wisatawan karena lokasi sarang dan ruang geraknya yang jauh dari padang rumput. Dengan membayar tiket sebesar 15.000 rupiah, pengunjung bisa menikmati ketenangan Sabana Pangonan.
Uniknya, tempat ini semakin banyak dikenal orang karena sempat dijadikan lokasi foto pre-wedding oleh salah seorang musisi ibu kota. Sejak itu, banyak pengunjung datang ke tempat ini untuk melakukan sesi pemotretan momen-momen istimewa mereka. Meskipun harus sedikit mendaki, bukan jadi halangan untuk menikmati keindahan alam di padang rumput ini.
Makan Malam dengan Pawon Experience
Setelah berkegiatan di luar ruangan, tentu diperlukan asupan agar menjaga kondisi tubuh tetap prima. Jika menu makanan di sekitar Dieng kurang menggugah selera, artinya itu adalah saat yang tepat untuk menikmati Pawon Experience!
Pawon, dalam bahasa Jawa, berarti dapur, adalah tempat terbaik bagi warga Dieng untuk bertamu. Oleh sebab suhu dingin, mayoritas warga Dieng lebih senang bertamu di pawon yang di dalamnya terdapat tungku untuk memasak dan menghangatkan diri secara tradisional. Uniknya, di pawon ini tidak ada tempat sampah karena semua sisa bahan makanan langsung dibakar di tungku agar api tetap menyala.
Makanan yang disediakan di pawon pun akan selalu berganti-ganti, bergantung apa yang dimasak oleh tuan rumahnya. Jika beruntung, pengunjung bisa merasakan makan nasi jagung bersama sayur mondrengan–sayur khas Dieng dengan sambal yang hangat!
Karena lokasi pawon yang banyak di sekitar Dieng dengan jam buka yang bervariasi, pengunjung perlu menghubungi Dieng Travel untuk reservasi, ya. Harga yang perlu dibayar sebanding dengan pengalaman yang didapat di pawon ini lho!
Menginap di Tani Jiwo
Eksplorasi di luar ruangan sudah, belajar sejarah sudah, menikmati ketenangan sudah, makan malam sudah, saatnya beristirahat! Menikmati istirahat tenang, Hostel Tani Jiwo pilihannya.
Tani Jiwo merupakan hostel pertama di Dieng yang menawarkan tiga tipe kamar sesuai kebutuhan pengunjung. Ada tipe dormitory yang sesuai untuk backpacker, ada tipe standar untuk pasangan, dan tipe family untuk pengunjung yang membawa keluarga. Harga setiap kamar bervariasi, mulai dari 120.000 rupiah. Harga tersebut sudah termasuk sarapan dan tempat tidur yang nyaman serta hangat.
Selain mendapat tempat istirahat yang nyaman, di Tani Jiwo tersedia dapur umum, lemari pendingin, perpustakaan kecil, meja kerja komunal yang dapat dipakai pengunjung kapan pun! Ada juga resto di lantai teratas bangunan ini yang menawarkan menu-menu olahan terbaik.
Berada tepat di seberang monumen Dieng Banjarnegara dan beberapa fasilitas umum lainnya, membuat siapa pun mudah menemukan hostel ini.
Menikmati Sunrise di Sikunir
Sebelum mengakhiri perjalanan di Dieng, pengunjung bisa menikmati sunrise di salah satu spot terbaik di Dieng, yaitu Bukit Sikunir. Siapa, sih, yang tidak tahu dengan ketenaran dari bukit ini? Digadang-gadang sebagai spot sunrise terbaik di Jawa, rasanya ada yang kurang jika tidak datang ke sini.
Terletak di ketinggian 2.306 mdpl, Bukit Sikunir memiliki jalur pendakian yang cukup mudah. Untuk sampai ke tempat ini, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi ke arah Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Kendaraan bisa diparkir di tempat yang telah disediakan dan berdekatan dengan Telaga Cebong. Setelah membayar tiket masuk sebesar 10.000 rupiah, pengunjung harus mendaki dahulu selama 30–45 menit dari lokasi parkir untuk sampai di puncak bukit ini.
Dari puncaknya, pengunjung bisa melihat jajaran puncak gunung-gunung di sekitar Jawa Tengah berpadu dengan awan putih tebal, lho. Setelah menikmati sunrise, pengunjung bisa menikmati sarapan dan beristirahat di warung-warung yang tersedia di sekitar lokasi parkir. Ada juga musala dan toilet di sini.
Nah, itu tadi kegiatan yang bisa dilakukan seharian kala berlibur ke Dieng. Waktu liburan jadi gak bingung lagi, kan? Masih banyak tempat-tempat yang bisa dijelajahi di sini. Lain waktu, pengunjung bisa datang kembali dengan waktu yang lebih panjang, ya. Kami tunggu kedatangannya di Dieng!